A. Lokasi observasi dan wawancara
Tempat penulis untuk melakukan observasi ini adalah di daerah Bekasi, karena penulis juga berasal dari daerah Bekasi. Agar lebih mudah dalam pelaksanaan nya.
B. Metode Pengumpulan Data
Wawancara dilakukan dengan sifat terbuka antara pengelola warung soto dengan observer, penulis telah mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan oleh pemilik warung makan tersebut. Pengumpulan data ini dilakukan dengan sebenarnya dan apa yang telah diketahui penulis dan apa yang telah dijelaskan pemilik warung soto tersebut.
a) Observasi
Dalam observasi dan wawancara ini dapat digunakan penulis untuk mengetahui bagaimana cara untuk melakukan usaha atau berwirausaha. Selain itu juga dapat mengetahui strategi maupun motivasi pengelola dalam usaha warung soto tersebut.
b) Catatan Lapangan
Dalam observasi ini catatan lapangan yaitu berupa hasil wawancara antara penulis dengan pemilik warung makan seputar berdirinya warung tersebut.
Berikut laporan wawan cara yang saya buat .
Warung soto merupakan salah satu tempat yang akan penulis jadikan sebagai observasi kali ini. Usaha yang sangat memasyarakat seperti inilah yang ingin penulis ketahui dari berdirinya sampai sekarang ini. Warung ini berdiri sudah hampir satu tahun, mulai dari merintis awal sampai bisa berkembang seperti sekarang. Penulis melakukan beberapa tanya jawab atau wawancara dengan pemilik atau pengelola warung tersebut. Beliau telah memberikan beberapa penjelasan tetang asal mula dari berdirinya warung makan atau warung soto. Dari apa yang telah penulis tanyakan kepada pemilik warung tersebut, maka penulis dapat sedikit mengerti dan mengetahui bagaimana usaha ini bisa terlaksana.
Dalam pelaksanaan observasi ini penulis telah mengetahui beberapa hal yang harus dilaksanakan dan bagaimana kita harus melangkah. Soto adalah salah satu dari makanan yang beliau jual di warung tersebut, selain soto ada juga kare. Sedikit demi sedikit beliau telah menjelaskan cara pembuatan soto ataupun kare tersebut. Tapi tidak lupa juga ibu menjelaskan modal apa saja yang harus dimiliki untuk menjalankan usaha seperti ini. Tidak hanya modal yang beliau miliki tetapi juga kesabaran dan ketelatenan sehingga dapat seperti sekarang. Beliau juga memberikan beberapa masukan yang mungkin dapat penulis gunakan untuk masa depan.
Warung yang sederhana itulah beliau bilang kepada penulis yang berawal dari modal kecil tetapi akan menjadi lebih banyak lagi dengan seiringnya atau berjalannya waktu yang semakin memberikan banyak peluang bagi wirausahawan seperti beliau. Usaha akan terus maju apabila di dalamnya ada kesabaran dan kejujuran yang selalu ditanamkan oleh pengelola warung tersebut. Sehingga dengan mudah warung tersebut akan diterima oleh masyarakat. Tidak harus dengan keuntungan yang banyak tetapi akan lebih baik seikit demi sedikit asalkan dapat terus berjalan hingga menuju kesuksesan nantinya.
a. Jenis Usaha
Jenis usaha yang penulis ambil dalam proses observasi dan wawncara ini adalah “Warung Soto” . Alasan dari pemilihan usaha tersebut karena penulis menganggap bahwa usaha tersebut merupakan usaha yang mungkin banyak diminati dan banyak dijumpai dimanapun. Selain itu penulis atau observer juga ingin mengetahui kenapa meeka lebih memilih warung soto untuk dijadikan usaha mereka.
b. Visi dan MIsi
Pengelola usaha warung soto tersebut telah mempunyai visi yang ingin dituju yaitu:
- Ingin menjadi warung soto yang banyak diminati oleh banyak orang
- Tidak akan merubah apapun yang telah disukai oleh pelanggan
- Bisa menjadi tempat yang membiat orang ingin terus datang karena masakannya atau cita rasa nya yang khas
Selain pengelola tersebut mempunyai visi, Beliau juga mempunyai misi-misi yang ingin diraihnya yaitu:
- Menjadi sebuah restaurant yang digemari oleh banyak pembeli atau menjadi tempat yang mendominasi warung maka
c. Strategi
Strategi yang diambil ibu dalam pengelolaan usaha nya yaitu:
1) Pelayanan yang baik kepada pembeli atau pelanggan
Dengan penggunaan pelayanan yang baik maka si pembeli akan merasa nyaman berada ditempat tersebut.
d. Motivasi atau minat berwirausaha warung soto
Motivasi dari pengelola warung soto adalah beliau ingin menjadi seorang usahawanyang sukses dan bisa bergelut di dunia bisnis, Selain itu juga mendapatkan respon yang baik dari keluarga dekatnya, maka dari itu beliau bertekat membuka usaha warung soto guna untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan dapat menjadikan tempat usaha yang baik dan menyenangkan.
e. Alasan atau Latar Belakang Berdirinya Warung akan soto
Warung makan soto tersebut telah berdiri sejak tahun 2010, pada awalnya pemilik warung makan tersebut berpikir untuk ingin mempunyai sebuah warung makan yang dapat menghasilkan keuntungan. Setelah itu Beliau berusaha menggali potensi atau hobi yang dimilikinya yang akhirnya mempunyai ide untuk mendirikan warung soto. Selain itu Beliau juga suka memasak apalagi soto, makanan yang dianggap mempunyai cita rasa yan g enak dan dapat dijadikan sebagai salah satu usaha.
f. Manajemen Usaha
Dimuali dari modal 2 juta Beliau ( pengelola warung makan) telah memanajemen modal itu dengan sebaik mungkin, rincian dari modal tersebut
( Awal perencanaan pembukaan warung makan soto )
Perbaikan warung : Rp 200.000,00
Pembelian alat-alat:
- Reparasi : Rp 500.000,00
- mangkok+sendok : Rp 300.000,00
- meja+kursi : Rp 350.000,00
- Tempat soto : Rp 150.000,00
- Gelas : Rp 100.000,00
- Lain-lain : Rp 200.000,00
Jumlah Rp 1.800.000,00
( Biaya yang dikeluarkan untuk setiap harinya untuk penjualan soto )
Pembelian bahan-bahan:
- Daging sapi : Rp 15.000,00
- Daging ayam kampung : Rp 10.000,00
- Kecambah+ seledri : Rp 4.000,00
- Bumbu soto+bumbu yang lain: Rp 5.000,00
- Beras : Rp 16.000,00
- Lain-lain : Rp 10.000,00
Jumlah Rp 60.000,00
Maka modal/ bulan : Rp 1.800.000,00
( Pendapatan rata-rata setiap harinya untuk penjualan soto )
Untuk @ mangkok soto : Rp 3000,00
Untuk setiap harinya Beliau telah menjual 20-30 mangkok, diperkirakan sekitar Rp 75.000,00 yang telah didapatkan Beliau setiap harinya.
Pendapatan / bulan : Rp 2.250.000,00
Maka dapat disimpulakan bahwa pendapatan Beliau selama satu bulan atau laba yang diperolehnya sekitar Rp 450.000,00
Dibawah ini sekilas flowcharnya.
PENJUAL PEMBELI PENGANTAR
Flowchart (Diagram alur)
Flowchart atau diagram alir adalah sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut.
1. Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah
2. Merupakan cara penyajian dari suatu algoritma
3. Ada 2 macam flowchart:
· System flowchart:
Urutan proses dalam system dengan menunjukkan alat media input, output serta jenis penyimpanan dalam proses pengolahan data.
· Program flowchart:
Urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program.
Pengertian dan konsep Data Flow Diagram (DFD)
Apa itu DFD? Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafis dari aliran data melalui sistem informasi. Hal ini memungkinkan Anda untuk mewakili proses dalam sistem informasi dari sudut pandang data. DFD memungkinkan Anda memvisualisasikan bagaimana sistem beroperasi, apa sistem menyelesaikan dan bagaimana itu akan dilaksanakan, bila disempurnakan dengan spesifikasi lebih lanjut.
Data flow diagram digunakan oleh analis sistem untuk merancang sistem pemrosesan informasi tetapi juga sebagai cara untuk model seluruh organisasi. Anda membangun DFD pada awal pemodelan proses bisnis Anda untuk memodelkan fungsi sistem anda harus melaksanakan dan interaksi antara fungsi-fungsi bersama dengan berfokus pada pertukaran data antara proses. Anda dapat mengaitkan data dengan model data konseptual, logis, dan fisik dan model berorientasi objek.
Ada dua jenis DFD, baik yang mendukung pendekatan top-down untuk analisis sistem, dimana analis mulai dengan mengembangkan pemahaman umum tentang sistem dan secara bertahap memecah komponen keluar ke lebih rinci:
Logical data flow diagrams : adalah implementasi-independen dan menggambarkan sistem, bukan bagaimana kegiatan yang dicapai.
Physical data flow diagrams : adalah implementasi-dependent dan menggambarkan entitas aktual (perangkat, departemen, orang, dsb) yang terlibat dalam sistem saat ini.