ILMU SOSIAL DASAR
NAMA : Getri Novella (1B114255)
Adhitya Ramadhan (1B114331)
Abdul Malik F. J. (1B114330)
KELAS : 5KA52
TUGAS I
PENGERTIAN
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi
atau Program Pengerjaan yang khusus dirancang untuk
kepentingan pendidikan/pengajaran yang di Indonesia
berikan di Perguruan Tinggi. Tegasnya mata kuliah Ilmu Sosial Dasar diberikan dalam rangka usaha untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan guna mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi dan penalaran
mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan, sehingga lebih peka terhadapnya.
TUJUAN
Sebagai salah satu dari Mata Kuliah Dasar Umum, Ilmu Sosial Dasar mempunyai
tujuan pembinaan agar :
a.
Memahami dan menyadari adanya
kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada
dalam masyarakat.
b.
Peka terhadap masalah-masalah
sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya.
c.
Menyadari bahwa setiap masalah
sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya
dapat mendekatinya (mempelajarinya) secara
kritis-interdisipliner.
d.
memahami jalan pikiran para ahli
dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat
berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
KELOMPOK
ILMU PENGETAHUAN
Berdasarkan sumber ilmu filsafat
yang dianggap sebagai ibu dari ilmu maka ilmu pengetahuan di kelompokkan
menjadi 3 (tiga), yaitu :
1.
Ilmu Pengetahuan Alam (natural science).
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya
ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan
itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Istilah yang
digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam
dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Sedangkan
dari sisi Ilmu Alamiah Dasar adalah mempelajari tentang metode-metode ilmu kealaman
dalam menjelaskan gejala-gejala alam secara lebih filosofis.
2.
Ilmu Pengetahuan Sosial (social science).
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah
sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah.
3.
Pengetahuan budaya (the humanities), bertujuan
untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan
kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Ilmu-ilmu
pengetahuan yang dianggap bertujuan membuat manusia lebih manusiawi, dalam arti
membuat manusia lebih berbudaya. Kategori yang tergolong dalam ilmu ini seperti
(Teologi, Filsafat, Hukum, Sejarah, Filologi, Bahasa, Budaya & Linguistik
(Kajian bahasa), Kesusastraan, Kesenian, Psikologi). Sedangkan Ilmu Budaya
Dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar kebudayaan pola yang terjadi
dalah kehidupan sehari-hari dalam manusia.
PERSAMAAN DAN
PERBEDAAN IPS DAN ISD
Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) kedua-duanya mempunyai persamaan dan perbedaan.
Adapun persamaan
antara keduanya adalah :
a.
Keduanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program
pendidikan/ pengajaran.
b.
Keduanya bukan disiplin ilmu yang
berdiri sendiri.
c.
Keduanya mempunyai materi yang
terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.
Adapun perbedaan antara keduanya
adalah :
a.
Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedang
Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
b.
Ilmu Sosial Dasar merupakan satu
mata kuliah tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah
lanjutan).
c.
Ilmu Sosial Dasar diarahkan
kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu
Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan
ketrampilan intelektual.
Ruang
Lingkup Ilmu Sosial Dasar
Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar
dapat dibedakan menjadi 3 golongan :
1.
Kenyataan-kenyataan sosial yang
ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama
merupakan masalah sosial tertentu. Kenyataan-kenyataan
sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu-ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya. Dalam Ilmu Sosial Dasar kita
menggunakan pendekatan interdisiplin/multidisiplin.
2.
Konsep-konsep sosial atau
pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep
dasar atau elementer yang sangat diperlukan untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial. Sebagai contoh dari konsep dasar
semacam itu misalnya konsep “keanekaragaman” dan kosep
“kesatuan sosial”. Bertolak dari kedua konsep tersebut
diatas, maka dapat kita pahami dan sadari bahwa didalam masyarakat selalu terdapat :
a.
Persamaan dan perbedaan pola
pemikiran dan pola tingkah laku baik secara
individual atau kelompok/golongan.
b.
Persamaan dan perbedaan
kepentingan. Persamaan dan perbedaan itulah yang menyebabkan sering timbulnya
pertentangan/konflik, kerjasama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.
c.
Masalah-masalah sosial yang
timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
TUGAS II
Perkembangan Penduduk Dunia Dengan
Menggunakan Tabel
Kita bisa
lihat tabel dibawah ini dari tahun-tahun sebelumnya Perkembangan Penduduk Dunia
pada tahun 1950 sampai 2008. Populasi tahun 1950 Populasi tahun 2008 :
Cina
|
562,579,779
|
Cina
|
1,333,207,572
|
Amerika
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
Rusia
|
101,936,816
|
Amerika
|
304,838,948
|
Jepang
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
Brazil
|
197,254,181
|
|
|
Dunia
|
2,555,948,654
|
Dunia
|
6,736,383,012
|
Bisa kita
lihat rata-rata setiap negara penduduknya bisa bertambah hingga 2x lipatnya.
Lalu perkembangan penduduk dunia bertambah hingga 3x lipatnya. Itu berarti
penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
Penggandaan
Penduduk Dunia Dengan Menggunakan Tabel
Tahun Penggandaan Perkiraan
PendudukDunia Waktu
800 SM 5 juta –
1650 tahun 500 juta 1500
1830 tahun 1 miliyar 180
1930 tahun 2 miliyar 100
1975 tahun 4 miliyar 45
800 SM 5 juta –
1650 tahun 500 juta 1500
1830 tahun 1 miliyar 180
1930 tahun 2 miliyar 100
1975 tahun 4 miliyar 45
Waktu penggandaan adalah periode
waktu yang diperlukan untuk kuantitas untuk ganda dalam ukuran atau nilai. Hal
ini diterapkan untuk pertumbuhan penduduk, inflasi, ekstraksi sumber daya,
konsumsi barang, bunga majemuk, volume tumor ganas, dan banyak hal lainnya yang
cenderung tumbuh dari waktu ke waktu. Ketika laju pertumbuhan relatif (bukan
laju pertumbuhan absolut) adalah konstan, kuantitas mengalami pertumbuhan
eksponensial dan memiliki waktu yang konstan penggandaan atau periode yang
dapat dihitung langsung dari laju pertumbuhan. Kali ini dapat diturunkan dengan
membagi logaritma alami oleh 2 eksponen pertumbuhan, atau didekati dengan
membagi 70 dengan laju pertumbuhan persentase (lebih kasar tapi secara
keseluruhan, membagi 72). Waktu penggandaan adalah satuan karakteristik (unit
alami skala) untuk persamaan pertumbuhan eksponensial, dan bercakap-cakap untuk
peluruhan eksponensial adalah setengah kehidupan. Menggunakan interpolasi
linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat
atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak
yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan
masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya,
pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa
akan ada penggandaan lain dalam abad ini.
Faktor-Faktor
Demografi Yang Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
1.
Kematian (Mortalitas) adalah hilangnya tanda-tanda
kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk
dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan
perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor
pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti
mortalitas).
a. Faktor pendukung
kematian (pro mortalitas). Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin
besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
-Sarana kesehatan
yang kurang memadai.
-Rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
-Terjadinya berbagai
bencana alam.
-Terjadinya
peperangan.
-Terjadinya
kecelakaan lalu lintas dan industry.
-Tindakan
bunuh diri dan pembunuhan.
b. Faktor
penghambat kematian (anti mortalitas). Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat
kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
-Lingkungan
hidup sehat.
-Fasilitas
kesehatan tersedia dengan lengkap.
-Ajaran
agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
-Tingkat
kesehatan masyarakat tinggi.
-Semakin
tinggi tingkat pendidikan penduduk.
2.
Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah
penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan
yang mendukung kelahiran (pro natalitas).
Faktor-faktor penunjang kelahiran
(pro natalitas) antara lain:
-
Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat
kawin keluarga akan malu.
-
Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk
membantu orang tua.
-
Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
-
Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
-
Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak
laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai
anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti
natalitas), antara lain:
-
Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan
pembatasan jumlah anak.
-
Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita
minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
-
Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
-
Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri
yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke-2.
-
Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan
memperoleh pekerjaan.
3.
Migrasi (Mobilitas)
Migrasi penduduk adalah perpindahan
penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk
terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang
melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara
saja.
Pengertian
Migrasi
Migrasi salah satu dari tiga
komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen lainnya,
kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah. Tinjauan
migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan
kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata. Secara umum Migrasi adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat
lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara
(migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan
yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Ada
dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah
(spasial) dan dimensi waktu. Berdasarkan wilayah yang dilaluinya migrasi
terbagi atas 2 macam, yaitu : Migrasi Internasional dan Migrasi Internal.
Migrasi Internasional
Migrasi Internasional terjadi jika
perpindahan penduduk dilakukan melewati batas Negara. Dengan demikian,
perpindahan yang terjadi adalah perpindahan antarnegara. Misalnya perpindahan
penduduk Indonesia ke Amerika Serikat dan sebagainya. Migrasi Internasional
dilakukan oleh penduduk karena beberapa faktor. Diantaranya bekerja,
melanjutkan sekolah, terjadi peperangan di negara asal atau terjadi krisis ekonomi
di Negara asalnya. Migrasi Internasional dibatasi oleh berbagai aturan yang
ketat tentang keimigrasian di masing-masing negara tujuan. Hal ini dilakukan
terutama oleh negara-negara maju untuk menekan laju pendatang yang dapat mengganggu
stabilitas negara tersebut. Migrasi Internasional dapat terjadi dalam 2 cara,
yaitu migrasi ke luar (emigrasi) dan migrasi masuk (imigrasi). Penduduk yang
melakukan imigrasi disebut imigran. Adapun penduduk yang melakukan emigrasi
disebut emigrant.
Migrasi Internal
Migrasi Internal merupakan
perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari satu wilayah ke wilayah
lainnya, tetapi masih dalam kesatuan negara. Dengan kata lain, migrasi internal
merupakan perpindahan penduduk antar daerah di dalam negeri. Contohnya adalah
perpindahan penduduk Medan ke Jakarta dan sebagainya. Migrasi Internal yang
terdapat di Indonesia antara lain adalah urbanisasi dan transmigrasi.
Akibat
Migrasi
Dengan adanya wilayah yang memiliki
suatu nilai lebih maka banyak orang/ penduduk pun yang akan pergi ke wilayah
itu dikarenakan di wilayah ia tinggal sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk
berkelangsungan hidupnya dan migrasi pun mempunyai dampak-dampaknya juga. Dari
semua faktor-faktor seperti kesehatan, ketidak nyamanan, wilayah, ekonomi,
susah lahan pekerjaan, bencana alam,dan sosial budaya maka penduduk pun akan
berpikir untuk segera melakukan migrasi ketempat yang menurut ia nyaman dan
semua itu demi berkelangsungan hidupnya. Seiring waktu berjalan kota yang
diserbu para imigran pun padat maka timbul lah akibat-akibat dari imigrasi,
kebanyakan migrasi di Indonesia tidak terkendali dikarenakan kurangnya data
pada proses migrasi karena imigran banyak yang melakukan imigrasi ilegal.
Berikut ini adalah akibat yang muncul dari migrasi :
·
Akan terjadi pertikaian didalam suatu kota yang
banyaknya imigrasi dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama,
perbedaan sosial budaya, pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang
tidak sama, dan memandang suatu nilai orang.
·
Akan cepatnya terjadi bencana alam, karena apabila
imigran datang tentu saja mereka mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan
pun menjadi sasaran untuk dibuatnya perumahan sehingga untuk resapan air pun
berkurang sehingga akan terjadi bencana alam banjir dan juga wabah penyakit.
·
Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota
migrasi karena, makin banyak imigran yang datang dengan membawa alat
kendaraannya dan juga elektronik yang mempunyai radiasi dan polusi pun
dimana-mana.
·
Area perkuburan yang makin sempit dikarenakan lahan
yang letaknya seharusnya menjadi area pemakaman justru dibuat mall, jalan raya
besar, dan juga fasilitas prasarana lainnya.
·
Lahan pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang
yang mau menetap di kota migrasi dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya
lahan pekerjaan yang diambil orang dan juga peluang bisnis yang area penjualannya
sangat sempit.
Jenis
Struktur Penduduk
Ada tiga jenis struktur penduduk :
1.
Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi
penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih
besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara-negara
yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia.
2.
Piramida Stationer
Bentuk piramida ini menggambarkan
keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat
kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system-in terdapat
pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
3.
Piramida Penduduk Tua
Bentuk piramida penduduk ini
menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat
kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria besar, maka
suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk piramida penduduknya
seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
Pertumbuhan
Dan Perkembangan Kebudayaan Di Indonesia
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli prehistoric, bahwa zaman batu
terbagi dalam :
·
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua,
baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam
Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah,
sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di
daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke
arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu
menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores,
dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak tersebut diasah sampai
mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan menggunakan rotan. Sebagai
tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut tersebar pula Bahasa
Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari bangsa-bangsa di sekitar
Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena perkembangannya muncul bahasa
melayu yang nantinya di negara Indonesia berkembang menjadi bahasa Indonesia.
·
Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Ciri-ciri zaman batu muda :
1. Mulai
menetap dan membuat rumah
2. Membentuk
kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak
untuk memenuhi kebutuhan hidup
Manusia pada zaman batu muda telah
mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi
dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka
mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat
alat-alat lain yang mereka perlukan. Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk
dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan
menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata
tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu. Hal yang
patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini adalah kenyataan yang jelas
bahwa Indonesia sebelum memasuki zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang
tinggi derajatnya dan penting bagi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya.
Kebudayaan
Hindu, Budha dan Islam
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu
mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara
kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha masuk ke
indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan berpandangan
lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki adanya
kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik penganut
hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya-karya budaya yang
bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun
seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan dalam
candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu Borobudur,
Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll. Candi Borobudur
merupakan candi termegah di Asia Tenggara dan pernah tercatat sebagai 10
keajaiban dunia.
Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah
dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang disebut
Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau Jawa.
Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebelum abad
ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik.
Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di karena
masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa. Melainkan dengan cara
baik-baik, di samping itu disebabkan sikap toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Abad ke 15 ketika kejayaan maritim
Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di Semenanjung
Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak
di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan . Dalam proses
perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang. Pedagang
kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh
dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh oleh kebudayaan
Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam kehidupan penduduk.
Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera
Timur, Sumateraa Barat, dan Pesisir Kalimantan. Agama Islam berkembang pesat di
Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk
Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan
kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia.
Kebudayaan
Barat
Unsur kebudayaan barat juga memberi
warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia
adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik Indonesia
ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama bangsa
Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut
dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi, kabupaten muncul
bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu yang sama,
dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku
berkembang dua lapisan sosial, yaitu Lapisan sosial yang terdiri dari kaum
buruh dan Lapisan sosial yang terdiri dari kaum pegawai.
Dalam kedua lapisan inilah
pendidikan barat di sekolah-sekolah kemampuan atau kemahiran Bahasa Belanda
menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas. Akhirnya masih harus
disebut sebagai pengaruh Kebudayaan Eropa yang masuk juga ke dalam Kebudayaan
Indonesia, ialah agama Katolik dan Agama Kristen Protestan. Agama-agama
tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi penyiaran agama yang
bersifat swasta. Penyiaran dilakukan di daerah- daerah dengan penduduk yang
belum pernah mengalami pengaruh agama Hindu, Budha, atau Islam daerah itu
misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan tengah, Nusa
Tenggara Timur dan Pedalaman Kalimantan. Sudah menjadi watak dan kepribadian
timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa menerima setiap
kebudayaan yang datang dari luar,kebudayaan yang dimilikinya tidaklah
diabaikan. Tetapi disesuaikanlah kebudayaan yang baru itu dengan kebudayaan
lama.
Sehubungan dengan itu penjelasan
UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang
kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang ada
sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam
penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju
kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru
kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
TUGAS III
Pengertian Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam
ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat
yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh,
suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam
kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan
yang lebih kecil. Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang
berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau
masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan
kelompok dimana dirinya bergabung.
Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi
tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t
menjadi luas, dan lain-lain.
Faktor-faktor Yang Mepengaruhi
Pertumbuhan
Beberapa
faktor yang mempegaruhi Pertumbuhan Antara Lain :
·
Faktor Biologis.
Semua manusia normal
dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki
dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam
kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus.
Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang
sama.
·
Faktor Geografis.
Setiap lingkungan
fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga
menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan
kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya
kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan
tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
·
Faktor Kebudayaan Khusus.
Perbedaan kebudayaan
dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu
yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki
kepribadian yang sama juga.
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan atau
tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga tersebut. Fungsi
keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008) adalah :
v Fungsi
Afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling
menghargai antar anggota keluarga.
v Fungsi
Sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga.
Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi.
v Fungsi
Reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
v Fungsi
Ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
v Fungsi
Perawatan Kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu satuan sistem sosial, atau
kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society, sedangkan masyarakat
itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau
partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya
berinteraksi.
Golongan Masyarakat
1. Masyarakat
Sederhana.
Dalam lingkungan
masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan
menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya
berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik
antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam.
2. Masyarakat
Maju.
Masyarakat maju
memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai.
Perbedaan Antara Masyarakat Non-industri
dan Masyarakat Industri
Masyarakat
Non Industri.
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
1. Kelompok
Primer
Dalam kelompok
primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih
akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok ”face to face group”, sebab
para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal
lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam
kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian
kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan
tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab
para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok
belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
2. Kelompok
Sekunder
Antara anggota
kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang
bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian
kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan
rasional.
3. Obyektif
Para anggota
menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu,
disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai
target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah
disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik,
perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Masyarakat
Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa
kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan
saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU,KELOMPOK, DAN
MASYARAKAT
Aspek
individu, kelompok, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa
dipisahkan. Ketiganya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Jika tidak ada
individu maka tidak ada kelompok, jika tidak ada kelompok tidak akan ada
keluarga, jika tidak ada keluarga tidak akan masyarakat. Sementara di pihak
lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu
membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat
mengekspresikan aspek sosialnya.
SUMBER
:
https://abiand.wordpress.com/tugas/1-penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan/
https://faisaladamsyah.wordpress.com/2013/10/28/individu-keluarga-dan-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar